Jumat, 04 Maret 2011

Po Lorena Karina

Pada tahun 1970, Lorena Transport didirikan oleh Bpk. G.T. Soerbakti dan mulai menjalankan bisnis jasa transportasi jarak pendek dengan mengandalkan 2 unit bus Mercedes Benz yang melayani rute antar kota, yaitu Bogor - Jakarta PP. Kemudian pada tahun 1984, trayek jarak jauh mulai dibuka yaitu Jakarta - Surabaya PP, dilanjutkan dengan kota-kota lain di Pulau Jawa, Madura, Bali dan Sumatera. Saat ini LORENA-KARINA telah memiliki lebih dari 500 unit bus yang keseluruhannya menggunakan produk Mercedes Benz guna melayani lebih dari 60 Kota di Indonesia.

Lorena Group pada tahun 1989 mengembangkan usahanya dengan mendirikan PT. Ryanta Mitra Karina yang biasa disebut "KARINA" yang juga bergerak di bidang jasa angkutan umum bus Antar Kota Antar Propinsi ( AKAP ) yang melayani trayek Jakarta, Surabaya, Malang, Madura dan Denpasar.

LORENA-KARINA mempunyai komitmen untuk melayani masyarakat pengguna jasa angkutan umum bus Antar Kota Antar Propinsi ( AKAP ) serta dengan sungguh-sungguh memberikan pelayanan prima dan motto usaha yang mengutamakan kepuasan pelanggan yaitu : SABAR, SOPAN dan SENYUM.

Hasil upaya PT. Eka Sari Lorena Transport dalam menumbuh-kembangkan usaha telah menghasilkan penghargaan dari konsumen dan sertifikat pengakuan dari berbagai lembaga pemerintah maupun internasional, diantaranya :
  1. Penghargaan Managemen Transportasi Darat & Depo Terbaik di DKI dari Departemen Perhubungan R.I
  2. "Golden Asia Award" For Service Excellence, Hongkong
  3. "New Millennium Award" International Transportation Award, Brussels - Belgium.
  4. "Lifetime Achievement Award" dari Ernst & Young Entrepeneur Of The Year 2003 Indonesia kepada Bp. Gusti Terkelin Soerbakti, President LORENA Group
  5. Penghargaan Pemilihan Kinerja Perusahaan Otobis terbaik Tingkat Nasional dari Departemen Perhubungan R.I.
  6. Penerima penghargaan Pengemudi Bus AKAP Terbaik di DKI dan Indonesia dari Departemen Perhubungan R.I.
Pada Tahun 2003 PT. Eka Sari Lorena Transport berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000, dimana LORENA Transport merupakan perusahaan transportasi darat pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Hal ini menunjukkan komitmen LORENA untuk memberikan kualitas jasa terbaik dan sesuai standar mutu yang dipersyaratkan. Penerapan sistem yang berbasis ISO 9001:2000 adalah upaya untuk menstandarkan seluruh proses kerja dan secara langsung akan terkait dengan standarisasi mutu jasa yang dihasilkan sehingga memunculkan Budaya Mutu dalam Perusahaan.

Keunggulan dan nilai tambah dari LORENA-KARINA terletak pada kreatifitas dan inovasi dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi terhadap keinginan maupun kebutuhan pelanggan. Untuk mendukung kegiatan pengoperasian bus dan penerapan konsep depo terpadu yang dapat melayani semua kebutuhan pelanggan dalam satu lokasi, telah dibangun depo bus LORENA-KARINA di Jl. Raya Tajur No. 106 Bogor, dan di Jl. RA. Kartini No. 16 Cilandak, Jakarta. Dimana seluruh bus LORENA-KARINA berangkat dan tiba serta juga sebagai tempat transit bagi penumpang dalam perjalanan jarak jauh dari Wilayah Sumatera, Jawa, Madura dan Bali ataupun sebaliknya.

Di depo LORENA-KARINA tersedia fasilitas untuk para penumpang berupa counter penjualan dan pemesanan tiket, ruang tunggu penumpang, ruang istirahat, Mushola, kamar mandi, Rumah Makan, jasa pengiriman barang ( ESL EXPRESS ) dan SPBU.

Pada Bulan November 2007, Lorena Transport memenangkan tender Busway yang diadakan oleh Pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk koridor V dan VII dengan mengalahkan lebih dari 30 pesaing. Untuk koridor V, Lorena Transport menggunakan 13 unit bus articulated (gandeng) bermerek Komodo. Sedangkan untuk koridor VII, Lorena Transport akan mengunakan 34 unit single bus bermerek Hino. Lorena Transport akan menunjukkan kepada masyarakat kualitas Mass Rapid Transportation yang berskala Internasional namun tetap mengedepankan efisiensi keuangan negara.

Pada tanggal 1 Juni 2008, Lorena Group telah meluncurkan Program Baru yaitu Program frequent traveler GREEN CARD LORENA-KARINA. Green Card ini merupakan progam unggulan terbaru yang memberikan kemudahan kepada anggota Green Card saat melakukan perjalanan dengan menggunakan jasa LORENA-KARINA. Sebagai pemegang Green Card, banyak keuntungan yang diperoleh sehingga membuat perjalanan memiliki nilai tambah.

Kemudahan dan keuntungan dari LORENA-KARINA GREEN CARD antara lain : Poin Reward yang dapat ditukarkan dengan hadiah menarik, kemudahan untuk pemesanan tiket LORENA-KARINA pada musim ramai yang telah ditentukan oleh perusahaan, potongan harga untuk pemakaian jasa Lorena Group lainnya (Sari Lorena Charter & Rental dan ESL Express Courier & Cargo), serta potongan harga untuk pembelian Souvenir Lorena Group.
Visi
“ Menjadi Perusahaan Transportasi Darat terbaik di Indonesia dengan sistem yang terintegrasi dan layanan PRIMA “
Misi
“ Memberikan jasa transportasi darat dengan kualitas terbaik“
“ Membangun layanan transportasi darat yang Aman, Nyaman, Tepat waktu dan memuaskan pelanggan “
Moto
“ Sabar, Sopan, Senyum

Bemo Riwayatmu Kini

Bemo adalah singkatan dari "becak motor" dan merupakan kendaraan bermotor roda tiga yang biasanya digunakan sebagai angkutan umum di Indonesia. Bemo mulai dipergunakan di Indonesia pada awal tahun 1962, pertama-tama di Jakarta dalam kaitannya dengan Ganefo.
Belakangan kehadiran bemo dimaksudkan untuk menggantikan becak. Namun rencana ini tidak berhasil karena kehadiran bemo tidak didukung oleh rencana yang matang. Bemo tidak hanya hadir di Jakarta, melainkan juga di kota-kota lain seperti di Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Padang, Denpasar, dll. karena kendaraan ini sangat praktis dan mampu menjangkau jalan-jalan yang sempit, dan dapat melaju jauh lebih cepat daripada becak.
Bemo yang mulanya beroperasi seperti taksi, belakangan dibatasi daerah operasinya di rute-rute tertentu saja, dan akhirnya disingkirkan ke rute-rute kurus yang tak disentuh oleh bus kota. Di Jakarta, bemo mulai disingkirkan pada 1971, disusul oleh Surabaya dan Malang pada tahun yang sama. Pada 1979, Pemerintah Daerah Surakarta mengambil langkah yang sama.

Sejarah Asal Usul Bemo

Bemo (singkatan dari ‘BEcak MOtor’) merupakan kendaraan bermotor roda tiga yang biasanya digunakan sebagai angkutan umum. Bemo mulai dipergunakan di Indonesia pada awal tahun 1962 di Jakarta untuk menyemarakkan iven olahraga Ganefo. Setelah laku keras di Jakarta, bemo mulai merambah ke daerah-daerah lain di Indonesia. Kehadiran bemo dimaksudkan untuk menggantikan becak karena kendaraan ini sangat praktis dan mampu menjangkau jalan-jalan yang sempit, dan dapat melaju jauh
lebih cepat daripada becak.
Berawal dari Jepang

Bemo adalah salah satu produk dari
pabrikan otomotif terkenal Daihatsu. Pabrikan ini dulunya populer sebagai produsen truk kecil beroda tiga. Setelah Toyota mengeluarkan truk beroda empat di tahun 1954 (populer sebagai Toyoace), permintaan atas truk roda tiga Daihatsu terus merosot. Daihatsu kemudian berinovasi mengembangkan kendaraan beroda tiga yang waktu itu boleh dikemudikan pemegang SIM mobil kompak di Jepang. Hasilnya adalah Daihatsu Midget yang mulai dipasarkan tahun 1957. Kendaraan ini berukuran kecil sehingga diberi nama "midget" (kerdil).

Daihatsu Midget lalu diekspor ke beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Dan, meluncurlah kendaraan Daihatsu pertama di Indonesia: Daihatsu Midget alias Bemo.

Evolusi Prototip Bemo

Model DK mulai dijual 1 Agustus 1957. Kemudi berbentuk stang seperti sepeda motor. Ruang pengemudi dan ruang muatan memiliki atap dari kanvas. Ruang pengemudi tidak berpintu. Panjang keseluruhan: 2.540 mm, lebar keseluruhan: 1.200 mm, tinggi keseluruhan: 1.500 mm. Penumpang maksimum 1 orang. Mesin tipe ZA, dua langkah, berpendingin sistem kipas, kapasitas silinder 250 cc, bahan bakar bensin. Kekuatan maksimum 10
tenaga kuda. Kecepatan maksimum 65 km/jam (spesifikasi dari katalog). Maksimum muatan 300 kg, berat kosong 350 kg. Variasi model berdasarkan model DK: DKA (model awal), DKII, DSV (bagian belakang dibuat kotak), DSAP (kapasitas 2 tempat duduk).

Model MP mulai dijual bulan Oktober 1959. Bagian hidung sebelah dalam menjadi bagian dari ruang pengemudi, dan bentuknya lebih manis dan halus dibandingkan model DK. Model MP mulai menggunakan stir bundar sehingga lebih mudah dikendarai. Ukuran lebih besar dibandingkan model sebelumnya, panjang keseluruhan: 2.970 mm, lebar keseluruhan: 1.295 mm, dan tinggi keseluruhan: 1.455 mm. Kapasitas tempat duduk: 2 orang. Mesin yang digunakan adalah tipe ZA, dan tipe ZD untuk Midget tipe III (kapasitas silinder: 305 cc, kekuatan maksimum 12 tenaga kuda). Model yang diproduksi: Tipe II (mesin tipe ZA), Tipe III (mesin tipe ZD).

  • 1960 - Daihatsu memperkenalkan tipe MP4 dengan panjang keseluruhan ditambah 20 cm agar bisa mengangkut muatan lebih banyak.
  • 1961 - Midget mulai diproduksi di Pakistan dengan sistem produksi bongkar pasang.
  • 1963 - Daihatsu memperkenalkan tipe MP5 dengan ruang muatan yang diperpanjang 10 cm, dan maksimum muatan 350 kg. Tipe ini tidak lagi menggunakan bensin campur, melainkan bensin dan oli yang dipisah.
  • 1972 - Produksi Midget dihentikan dengan total kumulatif produksi 336.534 unit, dan separuh dari jumlah tersebut terjual di Asia Tenggara.
  • 1996–2001 - Daihatsu memproduksi mobil kompak beroda empat yang disebut Daihatsu Midget II
Mendekati Kepunahan?

Satu keunikan bemo yang tidak bisa dilupakan selain
tongkrongan lucunya adalah posisi tempat duduk penumpangnya. Karena di negeri asal, Jepang, bemo hanya dimanfatkan sebagai angkutan barang, maka ketika di negara kita dipasangkan tempat duduk, ruangan yang tersedia menjadi sempit. Apalagi biasanya bemo digunakan untuk mengangkut paling kurang delapan penumpang: 6 di bagian belakang dan 2 di depan, termasuk sang sopir. Karena itu penumpang di bagian belakang seringkali harus beradu lutut, duduk berdesak-desakan. Akibatnya, menumpang bemo dapat menimbulkan kenangan manis tersendiri, khususnya bagi mereka yang mungkin mendapat pacar gara-gara beradu lutut di bemo. Hmm, apakah anda salah satunya?

Sayang, bemo saat ini sudah banyak dihapuskan dari skema angkutan kota karena dianggap sudah terlalu tua, tidak aman lagi dan asapnya menyebabkan polusi. Namun di berbagai tempat bemo masih mampu bertahan dan sulit dihapuskan. Walaupun demikian, nama ‘Bemo’ tetap melekat dan terpatri di benak orang Indonesia. Terbukti apabila mau naik kendaraan angkutan umum orang sering menggampangkan sebutannya dengan naik bemo, meski bentuk
kendaraan umum yang dinaiki itu jauh beda dengan bemo. Malangnya nasibmu Bemo, dulu menggemaskan sekarang mengenaskan